Kamis, 30 Oktober 2008

Rumah Adat Baluk


Upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan nasional tidak dapat dipisahkan dari keragaman adat budaya yang tersebar di seluruh Indonesia. Demikian pula halnya dengan upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan di Kalimantan Barat. Keragaman budaya diKalimantan Barat khususnya suku dayak memberikan corak monopluralistik,

Baluk dipandang dari salah satu aspek kebudayaan yakni arsitektur tradisional tidaklah berlebihan jika dikatakan memiliki keunikan dan memberikan ciri serta identitas dari suatu suku yang mendukung suatu kebudayaan tertentu.

Baluk merupakan suatu bangunan yang bentuk, struktur, fungsi, ragam hias dan cara membuatnya diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat tertentu untuk melaksanakan aktivitas kehidupan.

Baluk merupakan rumah adat suku dayak Bidayuh yang sangat berbeda bentuknya dari rumah adat suku-suku dayak lainnya khususnya yang berada di Kalimantan Barat dan umumya suku-suku dayak yang berada di Pulau Kalimantan.

Berbentuk bundar, berdiameter kurang lebih 10 meter dengan ketinggian kurang lebih 12 meter dan disanggah sekitar 20 tiang kayu dan beberapa kayu penopang lainnya serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang menyerupai titian. Ketinggian ini menggambarkan kedudukan atau tempat Kamang Triyuh yang harus dihormati.

Memiliki atap yang berbentuk kerucut (Atap Payukng Samai) yang berarti melindungi seluruh masyarakat dengan empat buah jendela yang berhadapan dengan empat penjuru mata angin.

Baluk bagi suku dayak Bidayuh merupakan tempat pelaksanaan upacara adat Nyobeng dan juga tempat penyimpanan (tengkorak) kepala manusia yang merupakan peninggalan nenek moyang atau leluhur mereka.Tempat ini juga biasanya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan adat apa bila terjadi sesuatu masalah di kalangan masyarakat desa Hlibeu.


Rabu, 08 Oktober 2008

Kota Bengkayang dan Sejarah Kab. Bengkayang

Ini adalah foto kota Bengkayang yang diambil diatas pesawat terbang. Beginilah kota kelahiranku yang tercinta. Kota yang menjadi saksi hidup..


Sejarah Kabupaten Bengkayang

Kabupaten Bengkayang adalah Kabupaten yang baru terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999. Peresmian Kabupaten Bengkayang dan pelantikan Pejabat Bupati dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta tanggal 27 April 1999 dengan Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 131.4-374 taun 1999.
Kabupaten Bengkayang secara geografis terletak pada 0,33o Lintang Utara dan 2.02o Lintang Utara serta diantara 108,39o Bujur Timur sampai dengan 110,04o Bujur Timur dengan Ibukota Bengkayang. Kabupaten bengkayang membawahi 14 Kecamatan (berdasarkan Perda No.4 tahun 2004 tentang pembentukan Kecamatan Lumar dan Perda No. 5 tahun 2004 tentang pembentukan kecamatan sungai betung) dengan luas wilayah pasca pemekaran 5.396,30 Km2.

Secara Administrasi Kabupaten Bengkayang berbatasan dengan :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Selakau, Tebas, Sambas, Sejangkung dan Sajingan Besar Kabupaten Sambas.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sungai Kunyit, Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak, Kecamatan Menjalin, Mempawah Hulu, Menyuke dan Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan Pemerintahan Kota Singkawang.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Sarawak Malaysia Timur (Wiilayah Serikin, Stase dan Simpang Empat) dan Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau.
Bengkayang memiliki tanah yang subur dengan kontur yang beragam, sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian daerah ini. Apalagi dengan relief yang beragam, dari pegunungan hingga daerah pesisir pantai, menjadikan Bengkayang kaya akan keanekaragaman sumber daya alam. Pembangunan di wilayah ini masih tertinggal. Namun dengan adanya semangat otonomi daerah diharapkan depat memacu pembangunan Bengkayang menjadi lebih maju di segala bidang. Salah satu hasilnya adalah berhasilnya pembangunan gedung kantor bupati satu atap, di mana dalam satu gedung tersebut terpusat seluruh badan dan dinas yang ada di lingkungan pemerintahan daerah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. Selain itu proyek pengadaan air bersih juga telah selesai di revitalisasi.